Rumah Adat Sulawesi Selatan, Deskripsi + Gambar
Makassar merupakan salah satu dari sekian kota besar di provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai kebudayaan cukup beragam. Banyak sekali kultur dan etnis yang tersebar di Sulawesi Selatan dan beberapa diantaranya ialah keberadaan rumah adat. Serupa dengan rumah adat di provinsi lain yang mana rumah adat sulawesi selatan sendiri juga terhitung cukup banyak seiring dengan keaneragaman suku dan budaya setempat.
Mungkin memang tidak berbeda dengan rumah adat di provinsi lain yang mana rumah adat sulawesi selatan sendiri juga mempunyai konsep ragam dan filosofi bangunan yang tinggi. Kebanyakan rumah khas adat masyarakat sulawesi selatan sendiri mempunyai desain rumah panggung, namun punyai letak perbedaan dari setiap sukunya.
Untuk beberapa hal seperti desain panggung, memang setiap rumah adat sulawesi selatan sendiri tidak begitu banyak perbedaan. Hanya saja ada beberapa detail yang membuat rumah adat sulawesi selatan berbeda satu dengan lainnya. Misalnya ada yang harus dibuat pada malam hari dan yang rumahnya harus menghadap kiblat serta seterusnya.
Setidaknya terdapat 10 suku yang berbeda di provonsi sulawesi selatan. Setiap suku sendiri setidaknya hampir 90% masyarakatnya masih sangat menjunjung tinggi konsep desain rumah adat peninggalan leluhur tersebut. Mulai dari rumah adat suku makassar, rumah adat suku mandar, rumah adat bugis dan masih banyak lagi. Berikut semua jenis rumah adat sulawesi selatan yang bisa langsung disimak.
Rumah Adat Makassar
Masyarakat Sulawesi, terutama untuk orang makassar sendiri bangunan rumah adat yang satu ini dikenal dengan istilah Balla. Rumah adat makassar ini secara garis besar mempunyai ciri berukuran lebih megah dan mewah. Tinggi panggung rumah balla saja setidaknya 3 meter di atas permukaan tanah. Rumah panggung makassar ini standarnya mempunyai 5 penyangga ke arah belakang dan 5 penyangga ke arah samping.
Serupa dengan rumah adat sulawesi selatan lainnya yang mana ciri rumah adat khas makassar sendiri secara garis besar terbagi menjadi 3 unsur yakni atap, inti rumah dan kolong panggung. Hanya saja setiap rumah balla yang ada di makassar sendiri mempunyai terdapat dalam ukuran yang bervariasi. Misalnya ukuran rumah balla yang dimiliki oleh kalangan masyarakat biasa sendiri sudah pasti berbeda dengan rumah balla yang dimiliki oleh kalangan bangsawan. Dimana rumah balla yang berukuran besar, setidaknya mempunyai 10 tiang penyangga.
Jika dilihat dari depan, rumah balla khas makassar sendiri terlihat sangat unik. Bagian teras rumah makassar ini sendiri mempunyai bentuk yang unik dengan pelana berbentuk lancip yang menghadap ke bawah. Masyarakat makassar sendiri meyebutnya dengan istilah Dego-dego. Fungsinya sendiri mungkin tidak berbeda dengan ruang tamu. Selain digunakan untuk menemui tamu berkunjung, dego-dego juga terdapat beberapa tempat duduk untuk menunggu pemilik rumah menemui tamu.
Serupa dengan rumah adat khas daerah lain yang mana salah satu rumah adat sulawesi selatan ini juga mempunyai tingkat spesifikasi dan isitilah penyebutan lain di setiap ruangannya. Selain dego-dego, ada istilah lain seperti Paddaserang Tangnga. Ini merupakan penyebutan untuk ruang tengah atau ruangan keluarga. Berikut beberapa istilah atau penyebutan untuk beberapa jenis ruangan yang ada di rumah adat makassar yang lain.
- Kalla Balla. Ini merupakan penyebutan badan rumah dari depan sampai belakang rumah yang terdiri dari berbagai ruangan.
- Paddaserang Dallekang. Ruangan ini biasanya digunakan untuk ruang tamu yang mana letaknya tepat pada bagian belakang teras.
- Paddaserang Riboko. Bagi masyarakat suku makassar, ruangan ini sendiri kebanyakan diperuntukkan bagi anak perempuan yang masih gadis. Letaknya sendiri biasanya berada pada bagian paling belakang.
- Balla Pallu. Ruangan yang letaknya berada pada bagian paling belakang yang mana biasanya digunakan untuk memasak.
- Pammakkang. Letaknya sendiri tepat berada di bawah atap bangunan atau fungsinya hampir sama dengan loteng yang mana biasanya digunakan untuk penyimpan persediaan makanan dan barang berharga lainnya.
- Siring. Letaknya sendiri berada di bawah rumah yang mana sifatnya hampir sama dengan gudang.
Terlepas dari itu semua, rumah adat khas makassar memang sangat unik terutama pada bagian atapnya. Pada bagian puncak atap yang berbatasan dengan dinding, ada bentuk segitiga yang dinamakan dengan istilah timbaksela. Setiap timbaksela mempunyai arti yang menandakan tingkat kebangsawanan pemiliknya. Bagi masyarakat biasa umumnya tidak mempunyai timbaksela lebih dari satu. 3 susun timbaksela merupakan rumah yang dimiliki oleh keturunan bangsawan. Sementara 5 susun ke atas merupakan rumah yang dimiliki oleh keturunan bangsawan yang mengemban jabatan pemerintahan.
Rumah Adat Suku Bugis
Mulai dari filosofi pembangunan maupun struktur bangunan rumah adat suku bugis bisa dibilang mempunyai arti sangat dalam. Dimana rumah unik dari suku asli bugis ini kebanyakan menghadap ke arah barat atau bagi orang yang beragama islam bisa disebut dengan arah kiblat. Selain itu, bagian terunik lain dari rumah khas suku bugis ini juga terletak pada cara pembuatannya. Uniknya pembangunan rumah sama sekali tidak menggunakan material paku untuk menyambungkan material satu dengan lainnya.
Salah satu rumah adat sulawesi selatan adat bugis terbagi menjadi 2 istilah yakni rumah saoraja dan rumah bola. Bagi kalangan bangsawan, istilah yang kerap digunakan sendiri ialah rumah saoraja. Begitupun sebaliknya yang mana rumah bola sendiri merupakan sebutan rumah bagi masyarakat bugis biasa. Meskipun demikian, baik rumah bola maupun rumah saoraja sendiri secara universal mempunyai ciri 3 bagian inti ruangan. Beberapa diantaranya seperti Rakkaeng, kalle bala dan Awasao.
- Rakkaeng Rakkaeng (Bugis)/pemmakang (Makassar) merupakan sebutan ruangan yang digunakan masyarakat bugis untuk menyimpan beberapa benda yang dianggap berharga seperti persediaan makanan, pusaka, emas dan sebagainya.
- Kalle Bala adalah istilah atau sebutan ruangan yang digunakan untuk berbagai keperluan khusus seperti untuk ruang tidur, ruang tamu maupun dapur.
- Awasao merupakan salah satu ruangan dari rumah suku adat bugis yang biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan pertanian dan peternakan.
Mungkin hampir tidak berbeda dengan rumah adat sulawesi selatan lain. Dimana setiap rumah adat bugis asli sendiri mempunyai segi perbedaan satu dengan lainnya. Mulai dari segi ukuran rumah dan berbagai ornamen yang ada di dalamnya. Bagi kalangan bangsawan seperti tokoh tetua adat, kebanyakan terdapat ornamen yang mana ornamen ini sendiri sifatnya tidak hanya digunakan sebagai hiasan rumah saja, melainkan juga menggambarkan status sosial pemilik rumah tersebut.
Rumah Adat Suku Luwuk
Jika semisal dibandingkan dengan rumah adat khas sulawesi selatan lain, rumah adat suku luwuk sendiri mungkin bisa dibilang cenderung mempunyai tinggi panggung lebi tinggi dan bangunannya sendiri berukuran lebih besar. Tampilan bangunan suku luwuk cenderung terlihat lebih megah. Bukan tanpa alasan, mengingat rumah tradisional ini sendiri awalnya memang hanya dimiliki oleh raja Luwu saja.
Rumah adat suku luwuk mempunyai standar bangunan berbentuk segi empat dengan jumlah tiang penyangga dari kayu setidaknya berjumlah 88. Rumah adat sulawesi selatan suku luwuk sendiri mempunyai ciri bubungan yang mana jumlah bubungan yang ada bisa mencapai 3-5 susun. Bubungan ini bisa dibilang merupakan pertanda khusus bagi para pemilik rumah tersebut.
Rumah luwuk sendiri memang bangunan yang dulu hanya disediakan oleh para petinggi istana raja saja. Konsep rumah luwuk sendiri mempunyai salah satu ruangan luas yang pada waktu itu digunakan untuk membahas kepentingan kerajaan ke pada rakyat. Rumah luwuk setidaknya juga mempunyai 2 ruang kamar yang mana pada waktu itu digunakan oleh datuk dan sang raja.
Selain mempunyai salah satu ruangan yang luas, ciri umum untuk lebih mengenali rumah suku luwuk sendiri ialah terdapat ornamen dengan motif dan maksud yang unik. Ornamen pada rumah suku luwuk juga disebut bunga prengreng dengan konsep dasar filosofi hidup yang hidupnya tidak terputus-putus. Ornamen ini sendiri biasanya terletak pada induk tangga, papan jendela hingga anjong (tutup bangunan).
Rumah Adat Suku Mandar
Ciri khas atau bagian yang lebih mudah untuk membedakannya dengan rumah adat sulawesi selatan lainnya mungkin bisa dilihat dari teras bangunan. Dimana rumah adat suku luwuk sendiri mempunyai teras yang luas dan besar. Selain itu, rumah tradisional khas mandar ini juga kebanyakan berwarna gelap. Selebihnya sama yakni rumah khas adat mandar juga tetap mengusung desain rumah panggung.
Rumah Adat Suku Toraja
Jika semisal masyarakat dari luar daerah mengunjungi secara langsung, maka bisa diperhatikan bahwa seluruh rumah ada suku toraja sendiri menghadap ke arah utara. Bagi masyarakat asli dari suku toraja, rumah unik yang satu ini lebih dikenal dengan sebutan tongkonan. Seluruh tongkonan menghadap ke arah utara dengan maksud ke arah utaralah nantinya masyarakat toraja berkumpul dengan para leluhurnya.
Tanpa meninggalkan konsep dasar rumah panggung. Tongkonan mungkin cenderung terlihat mempunyai bentuk dan pola cukup unik yang terbuat dari tumpukan kayu yang dilapisi ijuk. Ciri khas lain dari tongkonan sendiri juga terdapat ornamen khusus dengan 3 macam warna yakni merah, kuning dan hitam.
Secara garis besar, sebenarnya salah satu rumah adat sulawesi selatan suku toraja sendiri terbagi menjadi 3 jenis. Jenis ini sendiri bisa dibilang untuk membedakan strata sosial pada masyarakat tersebut. Jenis tongkonan pada masyarakat suku toraja beberapa diantaranya seperti layuk, pekaberan dan batu.
- Tongkonan Layuk merupakan bangunan rumah adat khas suku toraja yang bisa dibilang paling vital dan dijaga kehormatannya. Dimana Layuk sendiri merupakan tempat berbagai petinggi suku toraja untuk mengurus perihal kepemerintahan suku toraja.
- Tongkonan Pekaberan adalah tempat tinggal bagi para petinggi atau para tetua adat suku toraja. Bangunan ini sendiri juga mempunyai oranamen khusus sebagai pertanda.
- Tongkonan Batu merupakan hunian suku toraja yang dihuni oleh masyarakat biasa.
Tidak hanya terkenal akan keindahan pantai losarinya saja, sulawesi sendiri tentunya juga terkenal akan keindahan suku dan rumah tradisionalnya. Ragam suku dan rumah adat sulawesi selatan yang sangat khas sendiri sudah pasti juga sudah diakui oleh dunia. Mungkin cukup demikian informasi singkat mengenai aneka macam rumah adat khas sulawesi selatan, semoga bisa sedikit bermanfaat.