Rumah Adat Jawa Timur, Lengkap dengan Deskripsi + Gambar
Keaneragaman suku dan etnis Indonesia sudah sangat diakui Dunia. Semua kekayaan peninggalan leluhur yang ada seakan sudah menjadi identitas dari bangsa itu sendiri. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi kesekian yang juga mempunyai beberapa kekayaan peninggalan seperti rumah adat yang sangat khas.
Pada dasarnya rumah adat Jawa Timur sendiri hampir tidak berbeda dengan rumah adat khas Jawa Tengah. Dimana rumah adat yang sangat khasnya sendiri kerap disebut rumah Joglo. Hampir setiap daerah atau kota di Jawa Timur sendiri terdapat rumah Joglo dengan konsep yang bervariasi.
Rumah adat Jawa Timur Joglo mempunyai ciri khusus berbentuk limas dengan konsep atap yang sangat megah. Tanpa meninggalkan konsep aslinya, bangunan atau rumah joglo sendiri dimaksudkan menggunakan desain atap yang jauh lebih lebar meruncing ke atas menyerupai piramid.
Sebutan Joglo sendiri sebenarnya berasal dari dua kata yakni tajug dan loro yang berarti penggabungan dua tajug. Joglo sendiri mempunyai dasar filosofi dan spiritual yang sangat kuat. Dimana atap joglo sendiri ditopang oleh empat tiang utama yang kerap disebut dengan istilah Soko Guru.
Jumlah tersebut sudah dipercaya dapat mewakili bahwa adanya kekuatan yang berasal dari empat penjuru mata angin. Berdasarkan konsep spiritual, manusia harus berada di tengah perpotongan keempat arah mata angin tersebut. Sebuah titik dimana sudah dipercaya mengandung kekuatan magis tingkat tinggi. Titik perpotongan ini sendiri juga kerap diistilahkan sebagai sebutan Pancer (pusat) atau Manunggaling Kiblat Papat (mempersatukan 4 saudara saya).
Rumah Joglo Khas Jawa Timur
Pada jaman dulu rumah joglo sendiri bisa dibilang sebagai konsep rumah untuk menunjukkan status tertentu dalam masyarakat. Dimana mayoritas rumah Joglo pada saat itu hanya dimiliki oleh darah bangsawan dengan berbagai alasan tertentu dan salah satunya ialah untuk menerima tamu dengan jumlah yang banyak. Seiring berkembangnya waktu, Joglo sendiri sudah diidentitaskan sebagai rumah adat peninggalan yang boleh dimiliki oleh setiap kalangan masyarakat, bahkan untuk masyarakat yang berada di luar wilayah Jawa Timur.
Joglo khas Jawa Timur juga bisa dibilang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan rumah adat khas Indonesia lain. Rata-rata rumah joglo sendiri terbuat dari bahan kayu berkualitas murni seperti kayu jati. Semua partisi joglo Jawa Timur seluruhnya hanya mengandalkan kayu jati. Mulai dari tiang, lantai, rangka atap dan sebagainya.
Ciri Khas Sebagai Rumah Adat Jawa Timur
Layaknya rumah adat khas Indonesia pada umumnya yang mana Joglo sendiri mempunyai banyak jenis dengan tingkat spesifikasi yang berbeda. Beberapa diantaranya seperti Joglo Sinom, Joglo Pangrawit dan Joglo Hageng. Seluruhnya Joglo yang dikenal luas oleh masyrakat Jawa Timur ini mempunyai perbedaan bentuk atau nilai kekhasan tersendiri. Berikut beberapa jenis rumah adat Jawa Timur berdasarkan bentuk.
Joglo Sinom
Rumah adat Jawa Timur Joglo sinom mempunyai ciri khas yang mana terdapat 36 pilar dan 4 soko guru. Sebenarnya konsep bangunan Joglo sinom sendiri merupakan perkembangan desain dari saka Joglo yang menggunakan teras keliling. Setiap keempat sisi dibentuk sedemikian rupa dengan tampilan hampir mengerucut dan tinggi.
Joglo Pangrawit
Sudah pasti hampir berbanding terbalik dengan Joglo sinom. Jogle pangrawit mempunyai ciri khas halaman lebih luas dengan jumlah pilar lebih banyak. Ciri umum Joglo pangrawit sendiri terdapat susunan atap sebanyak 2-3 bagian dan setiap sisinya ditopang dengan pilar.
Joglo Hageng
Joglo hageng mempunyai ciri desain atap utama serta atap dua dibawahnya lebih pendek dan landai dibandingkan joglo mangkurat maupun jogja pangrawit. Hanya saja rumah adat jawa timur joglo hageng mempunyai bidang atap lebih luas. Selain itu, atap tritisan keliling yang luas serta bangunan pun terlihat lebih besar dan luas. Joglo hageng sendiri juga mempunyai ciri 3 susunan atap dan setiap atap mempunyai lisplank atap di ujungnya.
Keunikan Berdasarkan Pembagian Ruangan
Keunikan rumah joglo sendiri sudah pasti tidak hanya bisa dilihat dari bentuk dan jenis desain saja. Joglo sendiri juga mempunyai daya tarik tersendiri dalam setiap konsep pembagian ruangan. Bisa juga dikatakan terdapat berbagai bangunan kecil yang tertata rapi berupa joglo disamping rumah utama joglo itu sendiri.
Rumah adat Jawa Timur Joglo memang mempunyai nilai keunikan tersendiri. Dimana seluruh bagian dari rumah Joglo juga bisa dibilang sangat menggambarkan nilai kekhasan masyarakat Jawa Timur. Setiap bangunan dengan konsep Joglo ini mempunyai tingkat spesifikasi atau dengan tujuan yang berbeda.
Pendopo yang Megah
Selain sangat terkenal di Jawa Tengah, bangunan Pendopo sendiri juga merupakan bangunan khas yang berada di depan rumah Masyarakat Jawa Timur. Selain rumah pribadi, bangunan pendopo sendiri juga hampir bisa ditemui di seluruh gedung pemerintahan di Jawa Timur.
Fungsi bangunan pendopo sendiri tentunya sangat banyak. Seiring dengan konsep lantai yang luas, pendopo lebih difungsikan sebagai pertemuan antar warga dalam bermusyawarah entah itu untuk acara adat atau hajatan tertentu. Pendopo sendiri juga kerap difungsikan sebagai balai dusun atau balai desa.
Ciri khas atau konsep desain pendopo sendiri ialah bangunannya sangat megah dan luas. Bagian dalamnyanya sendiri tidak terdapat sekat-sekat atau furniture seperti meja atau kursi. Selain itu terdapat pilar penyangga yang cukup banyak di setiap sisi serta sudutnya.
Sudah selayaknya bangunan dengan konsep Joglo, pendopo mempunyai 4 pilar utama yang berfungsi sebagai penyangga. 4 Pilar ini sudah dianggap mewakili keempat arah mata angin. Umumnya pendopo sendiri hampir menyerupai bentuk bujur sangkar. Bagian atapnya terbuat dari berbagai bahan berkualitas seperti gentengnya biasanya menggunakan genteng keramik dan genteng aspal.
Pringgitan Rumah Joglo
Bangunan ini mempunyai ciri khas terletak diantara pendopo dan omah njero (rumah dalam). Pringgitan sendiri kebanyakan difungsikan sebagai jalan masuk rumah bagian dalam. Umumnya wujud pringgitan sendiri menyerupai bentuk serambi tiga persegi.
Bentuk serambi ini umumnya menghadap ke pendopo dan sudah menjadi komponen tersendiri yang bisa menarik perhatian para tamu ketika berkunjung. Selain sebagai ruang titik temu, priggitan sendiri juga kerap difungsikan untuk pertunjukan wayang kulit dalam rangka hajatan-hajatan besar.
Emperan Rumah Joglo
Emperan adalah sebuah teras di depan pendopo yang biasanya digunakan untuk bersantai. Emperan sendiri juga merupakan bagian titik bangunan yang digunakan untuk menerima tamu yang baru datang. Biasanya emperan pada konsep rumah joglo hanya sekitar 2 meter dna terdapat sepasang meja dan kursi kayu.
Omah Njero
Omah njero merupakan sebutan untuk bagian bangunan Rumah Dalam. Bisa dibilang Omah Njero sendiri merupakan bagian dari bagian bangunan rumah Joglo yang lebih bersifat privatif. Ruangan ini sendiri biasanya digunakan khusus untuk ruangan bersantai keluarga dan tidak semua orang diperbolehkan memasukinya.
Omah njero sendiri merupakan bagian dari bangunan yang biasanya disekat-sekat menggunakan papan kayu jati untuk memisahkan ruang satu dengan lainnya. Penampilannya sendiri terlihat lebih artistik lantaran juga terdapat berbagai furniture atau perabot yang juga terbuat dari kayu jati. Omah Njero sendiri juga bisa diistilahkan sebagai akses jalan masuk menuju senthong (Kamar Khusus).
Senthong Kiwa
Senthong sendiri merupakan bahasa Jawa yang berarti Kamar dan Kiwa berarti Kiri. Semua juga bisa diistilahkan, bahwa senthong kiwa sendiri merupakan beberapa jumlah ruangan kamar yang berada wilayah kiri pada bangunan rumah yang mengangkat desain Joglo.
Biasanya senthong kiwa pada setiap bangunan tradisional Joglo berjumlah lebih dari satu kamar yang difungsikan untuk berbagai keperluan. Selain digunakan untuk kamar tidur pribadi, senthong kiwa juga kerap digunakan untuk menyimpan persediaan makanan, gudang dan sebagainya.
Senthong Tengah
Senthong tengah pada bangunan rumah adat jawa timur merupakan ruangan yang terletak tepat di tengah bagian dalam bangunan. Senthong tengah sendiri juga kerap diartikan lain sebagai pedaringan, krobongan, atau boma.
Kebanyakan letak ruangan senthong tengah sendiri berada sangat jauh atau paling jauh dari pringgitan. Biasanya senthong tengah sendiri digunakan untuk menyimpan berbagai barang berharga yang sifatnya sakral. Mulai dari emas, keris dan harta benda berharga lainnya.
Pada jaman dulu, wilayah senthong tengah sendiri sudah sangat disakralkan, karena sangat erat digunakan untuk menyimpan benda yang dianggap pusaka. Sudah dianggap sakral, baik siang maupun malam hari senthong tengah selalu diberi penerangan dan diberi berbagai benda lain. Beberapa diantaranya seperti antal, kasur, cermin, serta sisir rambut yang dibuat dari bahan berupa tanduk.
Senthong Tengen
Sebaliknya, senthong tengen sendiri merupakan sebutan ruangan yang berada di wilayah paling kanan bagian dalam bangunan. Fungsinya hampir tidak berbeda dengan senthong kiri yang mana berbagai ruangan kamar yang ada di sebelah kanan kerap digunakan untuk ruang istirahat dan tidur.
Untuk senthong tengen sendiri biasanya didesain cukup berbeda dan terkesan elbih mewah daripada senthong kiwa. Bagi masyarakat jawa timur dan jawa tengah, tengen atau kanan sendiri disimbolkan sebagai wilayah yang jauh lebih dihormati dan dipercaya. Semua itu juga bisa diartikan lewat peribahasa Tangan Kanan.
Gandhok
Dalam istilah modern, Gandhok sendiri bisa diartikan sebagai Gudang yang biasanya berjumlah dua bagian. 2 gandhok di sebelah kanan dan kiri sendiri terletak pada bangunan paling belakang.
Tanpa meninggalkan unsur joglo dan nilai kekhasan masyarakat jawa, tiang dan atapnya sendiri juga didesain sedimikian rupa agar terlihat artistik. Gandhok pada jaman dulu dan sekarang difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan berbagai barang bekas dan salah satunya dijadikan lumbung untuk tempat menyimpan makanan.
Bangunan joglo sendiri memang bukan dikategorikan sebagai bangunan futuristik modern. Hanya saja konsep rumah joglo sendiri mempunyai keunikkan serta nilai tersendiri di mata masyarakat Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Dimana semua itu juga bisa dilihat dari konsep berbagai rumah makan yang menggunakan konsep joglo.
Rumah adat Jawa Timur joglo merupakan warisan leluhur yang mempunyai nilai filosofi yang tinggi. Sudah menjadi keharusan masyarakat, terutama untuk masyarakat jawa timur untuk menjaga dan memelihara kebudayaan yang diantaranya untuk tetap menggunakan konsep rumah joglo.